SALIRA TV | KAB. CIAMIS, JAWA BARAT – Sabtu, 14 Juni 2025 — Di antara hamparan alam hijau yang membentang dan aliran sungai yang menyejukkan, berdirilah sebuah jembatan tua yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu: Jembatan Cirahong. Lebih dari sekadar sarana penghubung antara Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, jembatan ini telah menjelma menjadi destinasi wisata sejarah yang memikat dan menyimpan nilai arsitektur masa kolonial.
Terletak tepat di perbatasan dua kabupaten, Jembatan Cirahong merupakan warisan peninggalan era Belanda yang masih difungsikan hingga kini sebagai jalur perlintasan kereta api. Di bagian bawah jembatan, masyarakat memanfaatkan jalur sempit yang tersedia untuk kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Sementara itu, kendaraan roda empat tak lagi diizinkan melintasi jembatan ini demi alasan keselamatan konstruksi.
Salah seorang warga Desa Pawindan, Adi Sumarna, mengungkapkan bahwa pada masa lalu, mobil masih dapat melintas di atas jembatan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu dan pertimbangan kondisi struktural yang mulai menua, pembatasan diberlakukan untuk menghindari risiko kecelakaan.
Kondisi ini menghadirkan tantangan tersendiri, terutama bagi aktivitas ekonomi masyarakat yang bergantung pada kelancaran mobilitas antarwilayah. Pembatasan akses bagi kendaraan berukuran besar dikhawatirkan menghambat distribusi barang dan mobilitas warga.
Masyarakat pun berharap adanya terobosan dari pemerintah, salah satunya berupa pembangunan jembatan alternatif yang lebih modern dan layak untuk kendaraan roda empat. Usulan pembangunan “Jembatan Batman” pun mencuat sebagai solusi konkret demi menunjang kegiatan ekonomi dan konektivitas warga di dua wilayah.
Dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Reporter Heri Heryanto mengabarkan untuk Salira TV.
