SALIRA TV KABUPATEN MANGGARAI, NTT – Sebagai upaya melestarikan warisan budaya di tengah arus globalisasi yang kian pesat, Taman Seminari Fyllano Pela di Kabupaten Manggarai, NTT, mengadakan kegiatan kunjungan edukatif ke Rumah Adat Gendang Bung Kaca, Desa Bulan, Kecamatan Ruteng, pada Kamis, 8 Mei 2025.
Anak-anak didik dari taman seminari tersebut hadir dengan balutan pakaian adat khas Manggarai, mencerminkan semangat cinta budaya lokal sejak usia dini. Mereka didampingi oleh para guru dan orang tua, menjadikan kunjungan ini sarat makna edukatif dan kekeluargaan.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Manggarai, Pontius Muldin, S.Fil., bersama beberapa tokoh penting lainnya seperti Pengawas Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar, Marianus Darwin Ratulangi Langi, S.Pd., Kepala Bidang Pendidikan Agama Katolik Yohanes Masgur, S.S., serta Ketua Yayasan Fyllano We’ang Gerak, Fransiskus Sudirman. Jajaran keamanan turut hadir melalui Bhabinkamtibmas Desa Bulan, AIPDA Arkadius Arno, dan Bhabinkamtibmas Kecamatan Lelak, Charles Darwin Jansen.
Pontius Muldin menyampaikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan pihak Taman Seminari Fyllano Pela. Ia menilai bahwa kegiatan ini mencerminkan bentuk nyata pendidikan karakter yang berbasis budaya lokal dan mendukung sepenuhnya program tersebut.
Salah satu tokoh adat Rumah Gendang Bung Kaca, Yustinus Miun, mengungkapkan rasa bangganya atas kehadiran anak-anak taman seminari tersebut. Ia menganggap kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan sekaligus penyambung warisan nilai-nilai leluhur kepada generasi penerus.
Yustina Iman, Kepala Taman Seminari Fyllano Pela, menjelaskan bahwa lembaga pendidikan yang dipimpinnya berada di bawah naungan Kementerian Agama. Ia menambahkan bahwa kegiatan kunjungan budaya ini merupakan implementasi dari tema besar pembelajaran “Aku Cinta Indonesia”, dengan subtema khusus “Aku Cinta Budaya Manggarai”.
Yang menjadi sorotan dalam kegiatan ini adalah peran aktif anak-anak sebagai juru bicara dalam penyambutan rombongan dari Kemenag, serta saat ritual adat “Wale Kepok” – momen sakral ketika tokoh adat menerima tamu di dalam rumah adat. Peran tersebut memberikan ruang kepada anak-anak untuk tampil sebagai bagian dari pewaris budaya.
Dari Kabupaten MANGGARAI, Nusa Tenggara Timur, Reporter Paulus Nabang mengabarkan untuk Salira TV.